Sabtu, 24 Agustus 2019

Gadhul bashar (menahan pandangan) dalam Al Qur’an

Gadhul bashar (menahan pandangan) dalam Al Qur’an


Apakah menahan pandangan berarti tidak boleh melihat lawan jenis yang bukan mahramnya, menutup mata atau harus selalu menunduk ketika bertemu lawan jenis atau bagaimana? 

Gadhul bashar diperintahkan Allah kepada kamu Muslimin dan Mukminin baik laki-laki maupun perempuan. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ . وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ

“Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada orang-orang perempuan yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya…” (QS. An Nur: 30-31)

Gadhul bashar (menahan pandangan) bukan berarti menutup atau memejamkan mata hingga tidak melihat sama sekali, bukan pula menundukkan kepala hanya ke tanah karena bukan itu yang dimaksud. Di samping, hal tersebut juga sulit dilaksanakan. Sebagaimana halnya menahan suara yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya:

وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ
“Dan tahanlah suaramu” (QS. Luqman: 19)


Bukan berarti menutup mulut rapat-rapat tanpa berbicara sama sekali.

Yang dimaksud dengan Gadhul Bashar adalah menjaganya dan tidak melepas kendalinya secara liar. Apabila memandang lawan jenis tidak mengamat-amati kecantikannya, tidak berlama-lama memandangnya dan tidak memelototi apa yang dilihatnya. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berpesan kepada Abi bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu:

يَا عَلِىُّ لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ

“Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti pandangan dengan pandangan yang lain. Karena sesungguhnya engkau hanya diperbolehkan pada pandangan pertama, sedangkan pandangan berikutnya tidak diperbolehkan” (HR. Abu Daud)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menilai pandangan liar dan memelototi lawan jenis sebagai zina mata. Beliau bersabda:

فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ
“Adapun kedua mata, zinanya adalah memandang” (HR. Muslim)

Beliau menyebutnya dengan “zina” karena memandang lawan jenis merupakan salah satu bentuk Taladzdzudz (bersenang-senang atau menikmati) dan memuaskan naluri seksual dengan cara yang tidak dibenarkan syara’. 

Wallahu a’lam bish shawab. (Erni PCA Gubeng)

Akhlak dan Nasehat

Akhlak dan Nasehat


Nikmatnya Godhul Bashor
Ummu Muhammad  Iltizam Amrullah,
24 Agustus 2019

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya…”

Ukhty muslimah tentunya sudah tidak asing lagi mendengar terjemahan ayat di atas, yaitu firman Allah yang terdapat pada *Al-Qur’an surat an-Nur ayat 31 yang menjelaskan tentang beberapa hal, diantaranya kewajiban untuk menahan pandangan (godhul bashor).

Apa yang salah dengan pandangan? Bukannya kita diberi mata untuk memandang??  Kita memang diberi mata untuk melihat ciptaan Allah, namun semua itu ada aturannya. Kita diminta untuk memalingkan pandangan dari hal-hal yang Allah haramkan, seperti lawan jenis yang bukan mahrom.

Lalu, kenapa ya kita harus menjaga pandangan ini? Berikut ini beberapa alasannya, yaitu:

👀 Pandangan yang liar  adalah sarana menuju yang haram
Tentang keharamannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
*“Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya*.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)

Membiarkan pandangan lepas adalah bentuk kemaksiatan kepada Allah
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An-Nur ayat 30, yang artinya, “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

Masuknya setan ketika seseorang itu memandang..
Masuknya setan  lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke ruang hampa. Parahnya, setan akan menjadikan wujud yang dipandang sebagai berhala tautan hati, mengobral janji dan angan-angan. Lalu ia menyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. 

Pintarnya lagi, setan  akan menyesatkan manusia secara bertahap. Ada pepatah yang mereka pegangi; berawal dari pandangan, lalu berubah menjadi senyuman, kemudian beralih menjadi percakapan, kemudian berganti menjadi janjian, yang pada akhirnya berubah menjadi pertemuan. Begitu hebatnya setan  melemparkan panah beracun pada diri kita  dan setan  melemparkannya secara bertahap sehingga kadang kita tidak menyadarinya. 

Tidak percaya? Masih ingat dengan kisah Yusuf dan para bangsawati yang mengiris-ngiris jari ‘kan?
Pandangan tersebut akan menyibukkan hati
Seseorang yang hatinya sibuk akan menyebabkannya lupa akan hal-hal yang bermanfaat baginya. Akhirnya, ia akan selalu lalai dan hanya mengikuti hawa nafsunya.

Kita dapat merusak hati orang lain
Seringkali, pandangan seorang wanita kepada laki-laki tak hanya merusak hati si pemandang. Ketika dicampur dengan senyum, tunduk atau berbisik dengan rekannya sesama perempuan, lalu bayangan ini tertangkap oleh laki-laki yang dipandang atau yang merasa GR (gede rasa) karena merasa dipandang, pasti ada lagi hati yang rusak. Wah, hanya menambah dosa saja!!

Para pakar akhlak pun bertutur bahwa antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun akan rusak dan hancur. Hati ini bagaikan tempat sampah yang berisikan segala najis. Kalau kita membiarkan pandangan lepas, berarti kita memasukkan kegelapan di dalam hati. Sebaliknya, bila kita menundukkan pandangan karena Allah berarti kita memasukkan cahaya ke dalamnya.

Allah lagi-lagi mengingatkan, masih pada surah An Nur, di ayat 35, Allah berfirman, yang artinya, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus , yang di dalamnya ada pelita besar. 

Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya) , yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. 

Cahaya di atas cahaya (berlapis -lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia.dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Bila hati telah bersinar, berbagai amal kebaikan akan berdatangan dari berbagai penjuru, untuk dilaksanakan. Jangan sampai kita masih trtus melanggar perintah-Nya karena tidak merasa diawasi oleh Allah. 

Bukankah Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui apa yang kita perbuat ??? Jadi, kita tinggal memilih, ingin memiki pandangan yang terjaga atau yang tidak ??? Tentunya, dengan segala konsekuensi yang ada.

Maraji' :
Tazkyatun Nafs, Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah.

Awas tipu daya setan akan memperdayaimu  (Erni PCA Gubeng )

Senin, 12 Agustus 2019

Begini Cara Melatih Menggerakkan Jemari dan Fokus di Usia Senja

Begini Cara Melatih Menggerakkan Jemari dan Fokus di Usia Senja


Pimpinan Cabang 'Aisyiyah Krembangan
pagi ini Selasa, (13/ 8 2019) menghelat Posyandu Lansia putaran ke-9

Kegiatan 2 bulanan yang dipusatkan di masjid At Taqwa Jl. Alun-alun Bangunsari Selatan No 11 ini mengambil tema "Yang Tua yang Berkarya"

Sebanyak 60 peserta lansia mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari penimbangan, senam lansia, penyuluhan, meronce hingga pemeriksaan kesehatan

Ketua Majelis Kesehatan Robica,  M. Pd., mengatakan, "Posyandu kali ini sengaja diisi ketrampilan agar para lansia tidak jenuh dan muncul kreatifitasnya di sela-sela kegiatan hariannya".

Kreatifitas kali ini yang ingin dimunculkan, Kata Bu Hajjun adalah kegiatan meronce, karena selain mudah juga untuk melatih gerakan jari-jemari dan belajar fokus untuk satu titik

Sedangkan dalam sambutannya ketua PC. Aisyiyah Krembangan Hj. Umu Khasanah menuturkan bahwa Aisyiyah Krembangan akan terus meningkatkan kegiatan Posyandu ini menjadi lebih baik lagi,  baik dari segi jumlah maupun jenis kegiatannya. 

Pemeriksaan kesehatan yang dikomandani pemilik Klinik Medika Asri dr. Zuhrotul Mar'ah selalu membawa 5 tiem kesehatan sekaligus dengan obat-obatnya sangat membantu warga Krembangan yang masih enggan memeriksakan kesehatannya secara rutin. 
Selain penyuluhan kesehatan secara klasikal setiap personal masih juga diberi penyuluhan terkait dengan jenis penyakit yang dideritanya

Semoga Posyandu Lansia Aisyiyah Krembangan memberi manfaat bagi kesehatan masyarakat dan mencerahkan
(Mur's)