Senin, 26 September 2016

Monev kader TB - PDA Kota Surabaya

Monev kader TB - PDA Kota Surabaya


Bertempat di Hotel maumu Surabaya kegiatan Monev kader TB - PDA Kota Surabaya yang dihadiri 51 kader TB se Surabaya dengan nara sumber Bu Alifah Hikmawati, S.Th.I (PDA) ( 26/9/2016 )

Turut hadir memberikan motivasi dan penguatan dari PDM kota surabaya ustadz Musa Abdullah.menyampaikan " pentingnya menjaga kesehatan dimulai dari sendiri dan mulai sekarang , karena hal itu sangat berdampak pada lingkungan sekitar "

Bu Rosita dan Bp. Faisal Bertindak selaku perwakilan dari Dinas kesehatan Surabaya ikut mendampingi dan memonev kader TB yang hadir pagi ini .
:
Banyak share ilmu dan wawasan tersampaikan , diantaranya tentang Tugas anggota Kelompok Masyarakat Peduli TB, sepakat untuk berperan aktif dalam pengendalian Tuberkulosis (TB) menuju
Indonesia bebas TB karena menyadari hal-hal penting berikut:

1. TB dapat dicegah dan disembuhkan;
2. TB adalah masalah kesehatan masyarakat;
3. Beban TB bertambah akibat TB kebal obat, TB-HIV, TB Diabetes Mellitus dan merokok;
4. Komitmen politik masih rendah;
5. Anggaran pengendalian TB dari Pemerintah Pusat dan Daerah sangat terbatas;
6. Fasilitas layanan TB belum memadai;
7. Pemahaman dan peran aktif masyarakat tentang TB masih kurang. ( Bunda Tri )









Sabtu, 24 September 2016

Workshop To Discuss TB-MDR Issue Sub sub recipien TB-HIV 'Aisyiyah Kota Surabaya

Workshop To Discuss TB-MDR  Issue  Sub sub recipien TB-HIV  'Aisyiyah Kota Surabaya 


Surabaya - Establish Community Based Care Support  Gruop For TB/TB-MDR Workshop To Discuss TB-MDR  Issue ( For Launching TB-MDR Support Gruop Board and Making working plan) Sub sub recipien TB-HIV  'Aisyiyah Kota Surabaya

Perwakilan dari PDM Kota Surabaya  , PDA Kota Surabaya , Dinas Kesehatan , LSM dan kelompok masyarakat peduli TB-MDR  hadir di hotel maumu Surabaya untuk bermusyawarah mencari berbagai alternatif penanggulangan masalah yang ditemukan melalui kegiatan telaah mawas diri atau analisa situasi yang dikaitkan dengan potensi yang dimiliki oleh warga masyarakat (24/9/2016)


Penanggulangan TB dan TB-MDR di Indonesia telah dilakukan , namun belum memberikan hasil optimal.

Dari berbagai pengalaman upaya penanggulangan TB dan TB- MDR di Indonesia, terbukti  bahwa Upaya ini tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah  semata-mata karena ternyata pemerintah sendiri memiliki berbagai keterbatasan baik dalam sumber daya manusia,  sumber dana dan sumber sarana Serta peralatan .

Upaya ini memerlukan kemitraan dari berbagai pihak termasuk swasta dan organisasi masyarakat munculnya kasus-kasus yang diakibatkan kesalahan diagnosis , permasalahan penetapan dosis obat,  ketidakpatuhan minum obat pasien serba kegagalan pengobatan hal ini membutuhkan penanganan yang lebih serius karena jumlah obat yang digunakan lebih banyak sehingga biaya pengobatan jadi lebih tinggi waktu pengobatan juga jadi lebih panjang sehingga tingkat kegagalan pengobatan pun lebih tinggi melalui program community TB dan TB-MDR, organisasi 'Aisyiyah  bersama para mitranya yang mewakili organisasi masyarakat,   melakukan berbagai upaya penanggulangan TB dan TB-MDR dengan berbagai kegiatan pendampingan pasien dalam penanggulangannya dan advokasi kepada berbagai pihak untuk mendukung kegiatan ini , masyarakat di akar rumput mulai melakukan gerakan dan aksi dalam untuk mengurangi penyebaran penyakit dan kematian akibat kuman ini

Terbentuknya susunan pengurus KMP TB dan rencana kegiatan KMP TB diharapkan mampu membentuk  anggaran dan sumber pendanaan kegiatan KMP TB dan membuat rencana kegiatan amal untuk kegiatan KMP ( charity Event ) serta rencana pelaksanaan pelantikan KMP-TB Kota Surabaya

Ketua terpilih , Andi  Hariadi menyampaikan pentingnya sinergi agar tugas mulia membantu masyarakat menemukan dan menanggulangi TB-MDR bisa terwujud ,Target awal dari komunitas masyarakat peduli TB-MDR  adalah terwujudnya kampung bebas TB
( Bunda Tri )                         

Minggu, 11 September 2016

Malam Takbiran 1437 H


Surabaya - Malam takbiran menyambut hari raya Idul Adha 1437 H (11/9/2016) Ratusan anak-anak warga Sukolilo RW 2 Kelurahan Sukolilo Baru Kecamatan Bulak mengadakan takbir pawai keliling yang dimulai dari halaman SD Muhammadiyah 9 dilanjutkan rutenya ke Pantai Mentari kemudian Komplek Rumdis TNI Angkatan Laut - Komplek Rumdia TNI Angkatan Udara - Ken Park dan finish di SD Muhammadiyah 9 Surabaya

Acara yang digagas oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting Sukolilo ini menjadi ajang tahunan bagi warga Muhammadiyah Ranting Sukolilo Cabang Bulak Kota Surabaya menjelang malam hari raya atau biasa dikenal dengan sebutan takbir keliling

Nur Wachid  selaku PRM  Sukolilo sebelum memberangkatkan rombongan takbir keliling berpesan agar menjaga ketertiban di jalan raya

Yang menarik dari acara takbir keliling kali ini adanya kreasi obor yang dilombakan , aneka obor unik ikut memeriahkan malam takbiran kali ini

salah satu obor karya Arif (30 tahun) berbentuk sapi lengkap dengan mata sapi yang bercahaya menjadi salah satu pemenang lomba obor malam ini

Arif menyatakan " untuk membuat obor sapi hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 3 jam , dengan bahan yang sangat sederhana dr kayu  yang dibentuk seperti sapi lalu dibalut dengan kertas coklat , untuk mata sapi yang bisa menyala saya gunakan senter mainan anak "

"  sengaja saya membuat obor berbentuk sapi karena momennya idul qurban" tambah Arif

jarak tempuh Kurang lebih 3 km  tidak menyurutkan semangat dan Antusias peserta menyelesaikan  perjalanan takbiran malam ini .

seperti yang dialami oleh Elsa ( 3 tahun ) walaupun masih kecil dia sangat senang sekali dan tidak merasa capek walaupun perjalanannya begitu jauh " saya senang " begitu kata Elsa  ( Bunda Tri )

Jumat, 09 September 2016

Ikhlas Kunci Utama Ber Aisyiyah

Ikhlas kunci utama ber Aisyiyah


Malang - profile  pimpinan Aisyiyah yang satu ini sangat bersahaja , keibuan dan menyejukkan , chusnul laila  di kenal dengan nama bu Arkono ( 67 tahun ).

Bu Arkono mengawali cerita nya "  Arkono , suamiku adalah  pimpinan Anshor kota Jember tahun 1956 kami Menikah tahun 1964 dan di tahun 1967 melahirkan anak pertama, yang kedua lahir tahun1975 dan yang terakhir tahun 1977 , pak Arkono Meninggal tahun 1995" ujar beliau sambil tersenyum.

Mengawali organisasi di asiyiyah sebagai Bendahara ranting tahun 1968 , Arkono pemuda Anshor yang setia menemani nya selama berorganisasi akhirnya menjadi imam yang bermuhammadiyah , begitu bu Arkono melanjutkan ceritanya

Di tahun 1970 menjabat PCA Malang dan di periode tahun 2000-2005 Ketua MKS PDA Jatim Hingga 2016 ini beliau masih aktif menjabat di PDA  Kabupaten  (1970) 39 cabang  dan di tahun 2000 terkadi pemekaran wilayah sehingga saat ini beliau menjabat ketua di PDA Kota Malang dengan membawahi 5 cabang .

Dan Saat ini aktif Membina Qoryah Thoyyibah  PDA Kota Malang yang menjadi pilot proyek PWA  Jawa Timur


" Syarat menjadi aisyiyah tulen harus ikhlas , saya menyadari merasa "bodoh" dikarenakan harus menjadi penceramah minimal memimpin rapat dikarenakan jabatan saya sebagai ketua PDA Malang namun berbekal ilmu yang didapat di bangku pesantren  ( Pernah belajar di persis bangil tahun 1964 walaupun tidak sampai lulus dikarenakan menikah dengan Arkono) minimal bisa jadi basic saya berdakwah hingga hari ini " bu Arkono melanjutkan ceritanya

Selain PDA,  jamiyatul ummahat ( ibu ibu pengajian yg belajar islam yg benar , yang diajarkan oleh Aisyiyah  namun warga simpatisan bahkan yang alergi Aisyiyah

Selain itu beliau juga aktif menjadi ketua Jamaah Khotijah ,kumpulan jamaah ibu ibu pengajian ini awal berdirinya di masjid yg mendirikan ibu Aisyiyah namun kemudian masjidnya dijadikan yayasan sehingga menjadi jamaah Khotijah

Yang menjadi kunci keberhasilan bu Arkono mengumpulkan baju layak pakai yang akan disumbangkan ke Qoryah Thoyyibah PCA Bulak Kota Surabaya adalah sebuah Gerakan nyata dan jujur " ujar Bu Arkono mengakhiri cerita di kediamannya yang bersahaja bernuansa klasik ( Bunda Tri  )

Kamis, 08 September 2016

Training kader TB - HIV Care 'Aisyiyah Kota Surabaya

Surabaya -Training kader TB - HIV Care 'Aisyiyah Kota Surabaya

Bertempat di gedung dakwah muhammadiyah Jl. Sutorejo 69 Surabaya sebanyak 66 kader TB-HIV perwakilan dari 13 PCA Se Surabaya mengikuti Training kader TB - HIV Care 'Aisyiyah Kota Surabaya yang diselenggarakan oleh Comuninity TB-HIV care 'Aisyiyah  bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Dinas kesehatan Kota Surabaya

Hadir sebagai Narasumber dari pimpinan 'Aisyiyah Surabaya Nur Mukarromah dan  Alifah Hikmahwati . S.Th.I

Sebagai Fasilitator Bu Daniek Suryaningdiah S.M.Kes , Dr. Richo Lazzurardi  dan Syaifuddin Zuhri.  S.Kep. Nes  dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya


Alifah Hikmahwati menyampaikan dalam sambutannya 'Aisyiyah dan Muhammadiyah selain bergerak dibidang pendidikan  juga bergerak di bidang kesehatan  terbukti banyaknya Rumah Sakit dan BKIA  yang dikelola

TB-HIV  sangat membahayakan  walaupun bisa disembuhkan namun perlu diwaspadai agar bisa diminimalisir perkembangan nya hal ini dalam rangka mewujudkan Surabaya zero TB-HIV

Lebih lanjut Alifah menyampaikan " 13 cabang pengembangan TB-HIV yang dikelola oleh PDA Surabaya yang hadir pada training kader hari ini semoga menjadi amal shalih "

Daniek Suryaningdiah dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyampaikan  bahwa penelitian terakhir ditemukan indikasi bahwa pengobatan TB-HIV ada yang kebal dengan pengobatan "dots" dan  harus diobati dengan 20-25 obat dan pengobatan nya harus 2 tahun hingga tuntas

Epidemi TB-HIV  sudah berkolaborasi dg diabetes,  hal ini dikarenakan daya imun yang menurun dari pasien diabetes

Yang perlu diwaspadai adalah bila kader menemukan beberapa ciri Epidemi TB-HIV antara lain batuk berkepanjangan,  berkeringat tanpa sebab maka segeralah ke puskesmas terdekat untuk pemeriksaan dahak .

Maka tugas kader TB-HIV  sangat mulia dengan cara mengedukasi penderita TBC , tantangan yang dihadapi di lapangan sangat bervariasi dibutuhkan kesabaran dan keistiqomahan dari kader TB-HIV.

Fenomena bola pingpong menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi dinas kesehatan,  dimana satu pasien TB-HIV yang diobati muncul yang lain dst karena itu dibutuhkan kerjasama yang intens  di seluruh lapisan masyarakat utamanya kader TB-HIV. ( Bunda Tri )