Ikhlas kunci utama ber Aisyiyah
Malang - profile pimpinan Aisyiyah yang satu ini sangat bersahaja , keibuan dan menyejukkan , chusnul laila di kenal dengan nama bu Arkono ( 67 tahun ).
Bu Arkono mengawali cerita nya " Arkono , suamiku adalah pimpinan Anshor kota Jember tahun 1956 kami Menikah tahun 1964 dan di tahun 1967 melahirkan anak pertama, yang kedua lahir tahun1975 dan yang terakhir tahun 1977 , pak Arkono Meninggal tahun 1995" ujar beliau sambil tersenyum.
Mengawali organisasi di asiyiyah sebagai Bendahara ranting tahun 1968 , Arkono pemuda Anshor yang setia menemani nya selama berorganisasi akhirnya menjadi imam yang bermuhammadiyah , begitu bu Arkono melanjutkan ceritanya
Di tahun 1970 menjabat PCA Malang dan di periode tahun 2000-2005 Ketua MKS PDA Jatim Hingga 2016 ini beliau masih aktif menjabat di PDA Kabupaten (1970) 39 cabang dan di tahun 2000 terkadi pemekaran wilayah sehingga saat ini beliau menjabat ketua di PDA Kota Malang dengan membawahi 5 cabang .
Dan Saat ini aktif Membina Qoryah Thoyyibah PDA Kota Malang yang menjadi pilot proyek PWA Jawa Timur
" Syarat menjadi aisyiyah tulen harus ikhlas , saya menyadari merasa "bodoh" dikarenakan harus menjadi penceramah minimal memimpin rapat dikarenakan jabatan saya sebagai ketua PDA Malang namun berbekal ilmu yang didapat di bangku pesantren ( Pernah belajar di persis bangil tahun 1964 walaupun tidak sampai lulus dikarenakan menikah dengan Arkono) minimal bisa jadi basic saya berdakwah hingga hari ini " bu Arkono melanjutkan ceritanya
Selain PDA, jamiyatul ummahat ( ibu ibu pengajian yg belajar islam yg benar , yang diajarkan oleh Aisyiyah namun warga simpatisan bahkan yang alergi Aisyiyah
Selain itu beliau juga aktif menjadi ketua Jamaah Khotijah ,kumpulan jamaah ibu ibu pengajian ini awal berdirinya di masjid yg mendirikan ibu Aisyiyah namun kemudian masjidnya dijadikan yayasan sehingga menjadi jamaah Khotijah
Yang menjadi kunci keberhasilan bu Arkono mengumpulkan baju layak pakai yang akan disumbangkan ke Qoryah Thoyyibah PCA Bulak Kota Surabaya adalah sebuah Gerakan nyata dan jujur " ujar Bu Arkono mengakhiri cerita di kediamannya yang bersahaja bernuansa klasik ( Bunda Tri )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar