Minggu, 23 September 2018

Membentuk Qoryah Thoyyibah Dalam Bingkai Pengkaderan

Membentuk Qoryah Thoyyibah Dalam Bingkai Pengkaderan


Surabaya - Tak bisa dipungkiri bahwa permasalahan yang timbul di organisasi apapun dan manapun adalah kaderisasi sebagai penerus estafet perjuangan bangsa menjadi pembahasan inti pertemuan periodik majelis kader di SD Muhammadiyah 9 Sukolilo Surabaya , Minggu 23/9/18
Pun demikian dengan organisasi wanita tertua di Indonesia yang sudah memasuki usia lebih dari satu abad yang terkenal sebagai organisasi gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar dengan jihad ekonomi nya yaitu Aisyiyah
Upaya majelis kader pimpinan daerah Aisyiyah kota Surabaya dalam menghidupkan sumbu kaderisasi dengan merekrut generasi muda organisasi otonomi putri Aisyiyah yaitu Nasyiatul Aisyiyah
Membentuk qoryah thoyyibah dalam bingkai pengkaderan di dua puluh sembilan cabang di kota Surabaya tidaklah semudah membalik telapak tangan , butuh perjuangan , doa dan harapan sebagai langkah nyata dalam berikhtiar tentunya dengan tetap mengistiqomahkan yang sudah dan bukan malah menghilangkan dakwah nyata yang sudah dilakukan bersama .
Regenerasi kaderisasi yang dimulai dari anggota keluarga Muhammadiyah Aisyiyah hingga saat ini masih dirasa kurang efektif karena kurang adanya dukungan dari orang tua menjadi salah satu kendala kaderisasi yang harus diputus mata rantainya
Dengan upaya memberikan motivasi pencerahan pada anggota Muhammadiyah dan Aisyiyah melalui forum-forum kajian , diskusi maupun pertemuan majelis dll sehingga diharapkan Satu anggota Aisyiyah minimal bisa mengajak putrinya atau saudara dan menantunya untuk bergabung di Aisyiyah
Pesan KH. Ahmad Dahlan untuk menghidup - hidupkan Muhammadiyah / Aisyiyah dan tidak mencari kehidupan di Muhammadiyah / Aisyiyah tak akan lekang oleh zaman untuk terus digelorakan agar kader Muhammadiyah / Aisyiyah selalu mengingatnya dimanapun berada
Cita-cita mulia yang terlahir dari pilot projek pimpinan pusat Aisyiyah dan secara linier berlanjut ke wilayah dan cabang hingga ke tingkatan ranting sebagai organisasi akar di skala paling kecil akan terus digaungkan dan diupayakan kesuksesan nya kita kebermanfaatannya bisa dirasakan seluruh warga Indonesia wabil khusus anggota Aisyiyah
Semoga Allah meringankan langkah kaki kita dalam meraih ridhoNya hingga terwujudnya dakwah Qoryah Thoyyibah disetiap cabang di Surabaya , Aamiin

Kamis, 13 September 2018

LONTONG DAN TEMPE

LONTONG DAN TEMPE

Hari Kamis, 3 Muharam 1440 H / 13 September 2018. Pengurus Lembaga Kebudayaan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Surabaya ( LK PDA Surabaya ), telah mengadakan acara berkunjung ke Kampung Lontong dan Tempe di kawasan Banyu Urip Surabaya.
Kegiatan rutin LK PDA Surabaya setiap dua bulanan ini, sengaja mengangkat sisi budaya yang khas di tiap Pimpinan Cabang Aisyiyah se kota Surabaya.
Saatnya, mengangkat kearifan lokal sebuah kampung Lontong dan Tempe di sekitar Masjid Muhammadiyah, Masjid Nurul Iman, Jl. Banyu Urip Lor VI no 2 Surabaya. Kegiatan di buka, di dalam Masjid Nurul Iman tepat pukul 10.30 oleh pembawa acara ibu Ferdina Purbayani dari PCA Gubeng. Di lanjutkan menyanyikan Mars Aisyiyah yang di pimpin oleh ibu Indah. Acara selanjutnya pembacaan ayat suci Al Quran, surat Al Hujurat ayat 10 s.d 11 beserta sari tilawah oleh ibu Sulfia Hanum dari PRA Kupang Krajan.
Kemudian, acara Sambutan pertama oleh PCA Sawahan selaku shohibul bait, oleh Ibu Hj. Nunuk Sumarni. Sambutan kedua oleh ketua LK PDA oleh ibu Muliana. Sambutan ketiga, oleh Koordinator LK PDA oleh ibu Hj. Mardiyah.
Setelah sambutan, dilanjutan acara inti, yaitu pengarahan Wawasan Kebudayaan beserta panduan ke kampung Lontong dan Tempe oleh ibu Etty Sunanti, pengurus LK PDA Surabaya.
Lontong adalah media kelengkapan kuliner, yang sudah terkenal di Manca Negara.
Di padu padankan, seperti Lontong Sate, Lontong Gado-Gado, Lontong Gulai, Lontong Balap, Lontong Sayur, Lontong Kupang, dll.
Waktu menunjukkan pukul 11.30 masuk waktu Sholat Dhuhur. Para hadirin seluruhnya melakukan sholat berjama'ah di masjid. Setelah selesai sholat berjama'ah, audiens meneruskan acara kembali, oleh ibu Etty Sunanti.
Pengarahan tentang wawasan kebudayaan. Mulai definisi serta 7 unsur kebudayaan oleh para pakar :
1. Bahasa 2. Sistem Pengetahuan 3. Sistem Kemasyarakatan / Organisasi Sosial.
7. Kesenian
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi. 5. Sistem Mata Pencaharian Hidup 6. Sistem Religi
Betapa masyarakat wilayah RW 06 Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya ini. Hampir kebanyakan penduduknya bermata pencaharian dengan memproduksi Lontong dan Tempe. Rata-rata usaha tersebut sudah warisan dari para orang tua terdahulu.
Setelah paparan tentang sekilas Kebudayaan atau Culture, ibu Etty Sunanti di dampingi ibu Sari mewakili Takmir Masjid Muhammadiyah Nurul Iman, mengajak para hadirin ke tempat ibu Sutri pengusaha Tempe, dilanjutkan ke tempat Bapak / Ibu Mustaqim pengusaha Lontong. Dari sekian banyak pengusaha Lontong Tempe, kami sengaja memilih pengusaha yang notabene sebagai jama'ah masjid Nurul Iman.
Sedangkan Tempe sebuah jenis lauk yang terbuat dari kacang kedelai dengan jamur ( ragi ). Menjadi makanan yang berprotein tinggi. Bahkan sudah diminati para pelancong.
Kebudayaan Kampung Tempe dan Lontong, yang perlu kita banggakan. Hingga mendapatkan apresiasi. Karena ke istimewa-an yang unik ini, yang mampu menjadi daya tarik wisata dan mengedukasi masyarakat. Maka kira-nya LK PDA sangat mendukung kunjungan ke tempat luar biasa ini.
Ibu-ibu hadirin yang terdiri dari pengurus LK PDA dan Cabang sekota Surabaya, beserta pengurus PCA Sawahan dan PRA Kupang Krajan, berkunjng ke rumah bu Sutri. Saat kami kunjungi, beliau sedang membungkus rebusan kedelai yang sudah dingin, yang sudah di campur ragi. Siap akan menjadi tempe tempe berbungkus bungkus. Setiap produksi beliau memasak 40 kg kedelai, untuk proses hingga menjadi tempe, memerlukan waktu 2 hingga 3 hari kemudian.
Agar ragi bekerja menjadi jamur secara sempurna. Setelah menjadi tempe, tang memutuh dan menghangat karena jamur tersebut. Maka siap untuk di jual ke pasar. Dan di ambil para pedagang. Tempe ada berbagai jenis, ada yang tumpuk, ada yang biasa. Beliau agak bersedih karena harga kedelai selalu naik, sementara tuntutan pasar harga masih tetap. 1 bungkus tempe dari bu Sutri seharga IDR 1000, tentu sangat murah.
Setelah ibu-ibu berkunjng ke bu Sutri, sembari membeli tempenya. Kemudian dilanjutkan ke rumah bapak ibu Mustaqim pengusaha Lontong.
Beliau tiap hari memproduksi 500 biji lontong, yang siap di ambil oleh para pengusaha kuliner dan catering.
Cara membuat lontong, pertama harus menggunakan beras yang pilihan, agar hasil lontong lebih enak dan optimal. Kemuadian ketrampilan beliau membuat bungkus lontong dari daun pisang begitu rapi, dengan di cetak terlebih dahulu dengan sepotong pipa, yang sudah menjadi standar ukuran produksi. Kemudian di isi beras, sebanyak 1/4 dari ukuran lontong.
Cara membuat lontong, daun pisang, di tata yang hijau tua diletakkan di dalam, agar supaya hasil lontong bisa berwarna hijau dan beraroma sedap. Perebusan lontong dilakukan selam 10 jam, waktu yang sangat lama. Dengan bahan bakar gas dari PGN. Bukan gas yang biasa kita pakai. 500 biji lontong tersebut sekali merebus dalam 2 dandang yang besar. Jadi setiap dandang/panci berisi 250 lontong. Harga perlontong di jual seharga IDR 1500.
Setelah melakukan kunjungan ke kampung lontong, serta jalan jalan menyusuri kampung secara out door. Kemudian kembali lagi indoor ke masjid, karena ada tambahan acara. Yaitu membuat kripik tempe oleh ibu Nur Hayati dari PCA Sukolilo.
Notulen : Etty Sunanti
Demikian, kegiatan LK PDA Surabaya di PCA Sawahan. Semoga manfaat dan berkah untuk kita semuanya.
••••••

Minggu, 09 September 2018

Qoryah Thoyyibah

Qoryah Thoyyibah


Surabaya - Sampai hari ini warga Aisyiyah kota Surabaya secara umum masih terfokus pada satu titik bila ditanya tentang Qoryah Thoyyibah dan jawabannya hanya pada bulak dan angkringan saja padahal sejatinya bukan hanya itu , hal ini disampaikan oleh Titik Aspiyah anggota PP Aisyiyah di panti asuhan Aisyiyah kebonKebo , Ahad 9/9/18

Sejatinya Qoryah Thoyyibah adalah salah satu dari  3 program andalan Aisyiyah yang sudah lama yaitu Keluarga sakinah , QT dan dakwah jamaah yang memerlukan sinergi dan kerja sama dalam pelaksanaan program permajelis agar fokus kerjanya namun dalam pelaksanaan tetap sinergi lintas majelis

Qoryah Thoyyibah dilaksanakan dari bawah ke atas dengan target Kehidupan agama bagus , spiritual berkembang dan diimplementasikan dengan masyarakat serta dapat diaplikasikan ke masyarakat dengan Bidang garap Spiritualitas, ekonomi dan pendidikan

AMPUH ( Awet mudah panjang usia hebat ) menjadi ciri khas Aisyiyah  dan yang  membuat senang di Aisyiyah Karena Aisyiyah tidak butuh saya tetapi saya yang butuh Aisyiyah sebagai lahan ibadah telah terpatri di dada setiap warga Aisyiyah

Kehadiran Narsum Hj. Dra Shoimah Kastolani , Ketua PP Aisyiyah dan sekaligus pakar QT ini banyak memberikan pencerahan bagi warga Aisyiyah surabaya didampingi Titik ,Anggota PP Majelis Kesos sekaligus Manajer operasional Maida mengupas tuntas salah satu program unggulan Aisyiyah

Salah satu amal usaha Aisyiyah di bidang pendidikan adanya 24. 000 TK Aisyiyah di seluruh Indonesia yang membantu mencerdaskan warga Indonesia  , dalam bidang ekonomi, Aisyiyah membantu  Pemberdayaan ekonomi perempuan.

Amal usaha dan bidang garap MKS tidak hanya di panti saja, tetapi bisa Lansia Day care lansia dikumpulkan seminggu sekali diberi kajian dan diberdayakan juga memberikan perhatian pada anak berkebutuhan khusus.

Panti asuhan Aisyiyah bisa juga menerima anak berkebutuhan khusus dengan terus melakukan Pembinaaan melalui Individu ,Keluarga dan Masyarakat , Aisyiyah membina bukan hanya untuk orang Islam tetapi semua Masyarakat yang majemuk dan heterogen

Dalam hal politik , warga Aisyiyah tidak boleh golput untuk memilih pemimpin  terbaik yang akan mengawal dan  mengantarkan negeri ini menuju negeri yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur

Maka seyogyanya warga Asyiyah sadar teknologi agar bisa mendampingi anak anak mereka dalam berinternet sehat diawali dari keluarga sendiri dan diperluas hingga lingkungan sekitar  pun demikian dengan Bela beli produk Asiyiyah meskipun mahal asal dari Aisyiyah wajib kita beli asalkan Aisyiyah bisa berdiri dan mandiri.

Mengistiqomahkan sebuah program sangatlah mudah namun pada prakteknya tidak semudah pada teorinya karena itu perlu didesain strategi untuk diterapkan di cabang baru yang akan dijadikan pilot projek dengan meneliti dahulu 

kebutuhannya apa serta Melibatkan semua komponen majelis dan lembaga dalam mengerjakan program QT , hal ini lebih pada penguatan intern

Sedangkan untuk penguatan Eksternal warga Aisyiyah dengan program Qoryah Thoyyibah nya harus Mengenal semua aparat masyarakat dan membangun Jejaring dengan instansi pemerintah setempat.

Maka pekerjaan rumah dari program Qoryah Thoyyibah adalah Merubah lelah menjadi Lillah sehingga bisa bermanfaat. Aamiin