91 Tahun Yang Lalu Kongres Terbesar Perempuan Digelar Di Surabaya
Surabaya - Ada sejarah penting yang harus diingat oleh kita, terutama warga Aisyiyah. Tepat pada 91 tahun yang lalu, di Surabaya telah diselenggarakan Muktamar atau Kongres Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 15 disampaikan oleh Haedar, sapaan akrabnya, mulai bercerita dihadapan wakil presiden (Wapres) Jusuf Kalla, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, peserta tanwir yang diikuti oleh perwakilan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) 34 provinsi, dan para tamu undangan lainnya. Jumat (19/01/2018). Saat itu tepat pada tahun 1926 masehi. Kongres ini berlangsung di gedung bioskop yang berada di jalan Kranggan-Surabaya. Yang mencengangkan adalah belum ada saat itu perhelatan besar yang melibatkan kaum perempuan, karena yang kita tahu bahwa kongres terbesar perempuan pada tahun 1928, dua tahun setelah kongres Aisyiyah. Ada dua surat kabar ternama di Surabaya, Pewarta Surabaya dan koran milik negara Tiong Hoa. Keduanya memuat besar-besaran dan mengapresiasi sosok dibalik persidangan itu, yakni Nyai Walidah (istri Ahmad Dahlan).
Sebelum Nyai Walidah dipenghujung hidupnya, beliau berpesan kepada salah satu anggota tanwir yang menjenguk beliau, satu hari setelah kemerdekaan, Indonesia kata Nyai Walidah, telah merdeka tetapi tinggallah yg belum merdeka adalah Agama Islam dan Umatnya. Belum merdeka dari kekolotan. " Maka suburkanlah Muhammadiyah dan Aisyiyah agar bisa mengisi Indonesia yg baru merdeka menjadi baldatun thoyybatun warabbun ghofur. Sehingga rakyat Indonesia makmur, bahagia dunia dan akhirat " , tutur Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada pembukaan Tanwir I Aisyiyah yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Surabaya. (Azmi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar