Jadikan Smartphone Sebagai Jariyah Digital
Surabaya - Semilir angin dari pantai Kenjeran Surabaya tak menyurutkan antusias ibu-ibu Aisyiyah untuk mengikuti Workshop Penulisan Online Berbasis Android yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Surabaya, Jum'at (14/12/2018). di Angkringan Matahari.
Aisyiyah merupakan organisasi wanita tertua di Indonesia yang berkemajuan, oleh karena itu ibu-ibu Aisyiyah harus bisa memaksimalkan penggunaan Android untuk dakwah, tutur Bunda Tri membangkitkan semangat peserta workshop.
"Jangan sampai kita menggunakan Android untuk dosa Jariyah, yaitu menyebarkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya," pesan beliau
Aguswina Rejeki (Wiwin), serius menanggapi penjelasan Endang (nara sumber) tentang cara membuat buku
Workshop disampaikan dengan sangat menarik, tidak hanya informasi secara lisan tetapi juga dilakukan praktek langsung. Peserta diberi waktu selama 5 menit untuk berlatih menulis berita melalui WhatsApp. Bagi peserta yang mengalami kesulitan, langsung dilakukan pendampingan.
Setiap tulisan yang dikirim mendapat apresiasi yang bagus dari Bunda Tri. Ada yang salah tulis karena tergesa-gesa, jempolnya kebesaran, tulisan terlalu kecil sehingga tidak terlihat. Berbagai alasan disampaikan, tapi semua itu dapat dimaklumi, namanya juga belajar dan belum terbiasa.
Untuk mengatasi semua itu, Bunda Tri mempunyai cara jitu yaitu dengan menggunakan voice. Peserta diminta untuk mengirimkan tulisan dengan cara voice. Suasana pun mulai gaduh.
Ada yang langsung praktik, ada yang masih bingung mencari tombol voice. Ada yang keliru kirim pesan suara. Tapi terlihat semua peserta sangat puas dengan apa yang disampaikan oleh Bunda Tri
Narasumber berikutnya, Endang Mulyani Putro sekretaris Lembaga Kebudayaan PDA Kota Surabaya menyampaikan materi tentang menulis dengan menggunakan aplikasi ColorNote dan buku harianku.
Menurut beliau ColorNote bisa digunakan untuk membuat buku sedangkan buku harianku dapat membantu di bidang pendidikan untuk menulis laporan sikap siswa yang diperlukan sebagai bukti pembelajaran otentik yang menjadi tuntutan kurikulum 2013.
Aguswina Rejeki dari PCA Semampir Surabaya, mengungkapkan bahwa beliau punya hobby menulis dan ingin membuat buku. Beliau sudah menulis tangan sebanyak ±50 lembar tentang sejarah Nabawi.
"Bagaimana caranya untuk membuat buku?" tanya Wiwin, panggilan akrab beliau dengan antusias.
Endang memberikan solusi dari permasalahan Wiwin. Tak lupa, Endang juga memberikan applause atas keinginan Wiwin untuk membuat buku. (Siti Jumaliah, PCA Mulyorejo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar