Ta'ziyah, Tribute untuk Gus Sholah..
Kita kehilangan lagi seorang cendekiawan yang alim. Seorang sahabat yang tidak kenal lelah dalam memikirkan dan memperjuangkan cita-2 kemerdekaan, sebagaimana yang diperjuangkan oleh Ayahanda dan Sang Kakek. Yang keduanya adalah Pahlawan Nasional.
Sebenarnya saya mulai berkenalan dengan Gus Sholah dan Gus Dur, pada th 1974, ketika saya menginap di kediaman Bu Wachid Hasyim di Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakpus. Kami makan pagi bersama Bu Wachid, Gus Dur, Mbak Aisyah dan Gus Hamid Baidhowi. Tapi selanjutnya saya lebih dekat dg Gus Dur. Saya pernah dibonceng oleh Gus Dur dg Vespa biru, dari Tebuireng ke Denanyar. Waktu itu Gus Dur masih tinggal di Pesantren Denanyar, bersebelahan dg Kyai Aziz Bisri.
Kami bekerja sama cukup akrab, ketika bersama-2 di Komnas HAM pada th 2002. Meskipun Gus Sholah tdk sampai akhir masa jabatan, 2007, krn menjadi Calon Wapres. Setelah itu kami bersama lagi di GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia). Kami sering rapat dan ngomong-2 di rumah Gus Sholah di Jalan Bangka, Jakarta Selatan. Kami juga sering melakukan kagiatan di Taman Proklamasi dan tempat-2 lain. Juga membuat seminar di bbrp kota, termasuk di Tampak Siring dan Denpasar, Bali.
Empat tahun yang Gus Sholah bersama Mbak Nyai Ida Saifuddin Zuhri mengunjungi rumah kami di Jalan Borobudur, KM 4 no 88. Bersillaturrahmi sambil ngomong-ngomong enteng-entengan tentang situasi yang berkembang saat ini. Juga melanjutkan pertemuan dengan Rektor dan PR serta Dekan-dekan Unhasy Tebuireng, tentang kerja sama.
Sebelumnya, saya pernah membawa Prof. Dr. Mohammad Dawilan Alydrus dari UTHM (Univeriti Tun Hussein Onn) Johor ke Univ Hasyim Asy'ari. Dan dilanjutkan dg dialog di Dalem Pondok Tebuireng.
Gus Sholah juga mengundang saya brsm Gurutta Prof. Sanusi Baco, sahabat Gus Dur sewaktu di Mesir dan Amb Abdullah Syarwani, SH, mantan Dubes RI di Lebanon; ke Tebuireng. Kami bertiga diminta bercerita pengalaman bersama Gus Dur, pada Haul 7 Gus Dur, pada th 2017. Dihadiri oleh Dzurriyah Hadhratus Syech KH Hasyim Asy'ari, para tamu undangan dan sekitar 10.000 jamaah.
Sampai bbrp waktu yll saya masih kontak dg Gus Sholah, sblm masuk ke RS Harapan Kita.
Meskipun Gus Sholah sdh.wafat, saya berharap agar.kerja sama dg Universitas Hasyim Asy'ari dan Pondok Tebuireng maupun keluarga besar, tetap kita pelihara dan lanjutkan.
Legacy Gus Sholah yang berupa pemikiran, wisdom, inisiatif dan keteladanan mesti terus dihidupkan. Selamat jalan Gus Sholah. Kami akan senantiasa mengingatmu.