Launching Outlet Maida Bakery
Surabaya - Mestinya, Sabtu 28 Januari 2017 kemarin, aku ingin break dulu dari 'tugas organisasi', tetapi karena 'tugas dadakan' dari PW Aisyiyah Jatim buat menghadiri launching outlet baru Maida cake & bakery produk bareng Majelis Ekonomi PD Aisyiyah & Muhammadiyah Kota Surabaya itu, kontan membuat aku ekstra semangat untuk nggak absen mensuport bentuk 'jihad ekonomi' yang satu ini.Jujur aku ingin mengapresiasi gagasan cerdas tersebut, bukan hanya karena sochibku Ketua Majelis Ekonomi PD Aisyiyah Kota SBY, Joane Hendrawati, SH menjadi salah seorang inisiatornya tapi karena memang inilah - harapanku - salah satu dari gerakan riil yang 'harusnya' bisa dilakukan. Tak hanya berhenti pada wacana dan angan2 besar buat membangun ekonomi umat, seperti juga harapan ketua GNPF- MUI DR. Bachtiar Natsir. "Alhamdulillah sekarang sudah ada roti Maida yang akan mengiringi sarapan pagi kita. Semoga bisa menjadi tonggak kebangkitan umat Islam di bidang ekonomi," ujar salah seorang tokoh 212 yang juga Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah tersebut saat membuka grand opening produk Maida.
Tak sekadar harapan, tetapi kudu ada action buat merealisasikan gagasan besar dimaksud. Gerakan kebangkitan umat tak harus berhenti pada fenomena mobilisasi massa seperti semangat aksi bela Islam 212 lalu, tetapi harus ada aksi riil yang mengikutinya, meski itu harus diawali dari upaya yang kecil.
Untuk yang ini, tentu aku mengapresiasi semangat ketua PDM kota Surabaya, DR. Machsun. "Mari berpikir yang besar2, tapi dimulainya dengan yang kecil2," ujar Wakil Rektor Unmuh Surabaya ini.
Selain itu, gerakan2 kreatif - meminjam istilah Bachtiar - seperti ini membutuhkan keuletan dan kesabaran buat menjaga kontinuitas atau keberlangsungannya. Jangan cuma terjebak p8d gempita dan uforia, tapi 'monggo' jadikan fenomena 212, sbg momentum awal dan starting point buat - antara lain - kebangkitan sektor ekonomi umat, yang untuk Aisyiyah Surabaya diekspresikan lewat produk Maida bakerynya tsb,
pesan DR Haidar Natsir, ketua PP Muhammadiyah. "Roti ini harus diproduksi unt jangka panjang, bukan hanya karena semangat sesaat".
Untuk itu, adalah keniscayaan buat MEK PDA & PDM Sby bekerja profesional dalam bingkai management yang apik terutama dalam hal marketing.
Apalagi, pasar Persyarikatan juga cukup menjanjikan jika diukur dari banyaknya aset amal usahanya. Dan, tak mandeg menggarap pasar sendiri, ekspansi keluar buat menyasar potensi besar umat Islam juga perlu dipetakan lalu - ini yang juga penting - merambah semua segmen pasar nasional kita. "Agar produk bisa dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia, bukan hanya internal," pesan ketua Majelis Penasehat MUI Pusat yang juga mantan Ketua PP Muhammadiyah, Prof DR Din Syamsuddin.
Memang, begitu besar ekspektasi jama'ah ormas Islam bersimbol matahari ini, bahkan suport dari tokoh2 nya - seperti tergambar pada pesan2 mereka - akan munculnya produk kuliner yang satu ini. Karena itu - sekali lagi harapanku pada sochibku bu One dan teamnya - kerja profesional benar2 harus diprioritaskan, jika ingin terus berkompetisi merebut pasar umat, tak cuma puas dan larut pada uforia fenomena 212. Meski sebenarnya untuk urusan profesionalitas itu, General Managernya dah meyakinkan aku "Kami siap mewujudkan roti yang halal, lezat dan hiegenis.
" Semoga menjadi snack primadona sesuai standar kehalalan dan layak konsumsi," katanya meyakinkan. Insya Allah. Bismillah bisa.(sum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar